Rabu, 28 Oktober 2015

Sombong, Perlu Ya??


Kuliah siang-siang gini siapa sih yang gak ngantuk? Hehe

Tapi tiba-tiba dosen membuat saya mengurungkan untuk ngantuk,,hee

Beliau menjelaskan kalau “sombong itu seperti orang diatas gunung”, benar????
Manurut saya sih, benar.
Karena apa?
dia merasa tinggi, dan paling tinggi diatara siapapun yang ada di bawah.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi?

lha wong orang yang ada di bawah itu lo ngeliat dia juga kecil, bahkan malah gak keliatan karena saking kecil dan jauhnya. Heee

Itulah orang yang sombong. Sombong apapun, bukan hanya harta,,,tapi juga yang lain.

Silahkan teman-teman menyimpulan sendiri-sendiri sambil memperhatikan ayat dibawah ini:

وَ لاَ تَمْشِ فِى اْلاَرْضِ مَرَحًا، اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ اْلاَرْضَ وَ لَنْ تَبْلُغَ اْلجِبَالَ طُوْلاً. الاسراء:37
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. [QS. Al-Israa' : 37]









By: Laila_Nadzif

PP.Darun Nun
Perum Bukit Cemara Tidar Blok F.03 No.04

Senin, 26 Oktober 2015

Inilah Hari dimana Hati Digetarkan oleh suara lembut ustadzah


Mumpung masih dipondok, mari belajar semua nya , ya ngaji, ya bersosialisasi dan belajar yang lain, ilmu pengetahuan ataupun ilmu kehidupan.
Karena ap? tingkah laku kita sekarang adalah cerminan kita besok waktu dimasyarakat.
Bagaimana kita bersikap di masyarakat besok,,,
Bagaimana kita berkomunikasi yang sopan, baik dan tidak menyakiti hati,,,
Bagaimana kita menghadapi masalah,,
Bagaimana kita menghadapi orang yang sama sekali berbeda dengan kita. Berbeda suku, pemahaman, sifat dll.
Nha disinilah kesempatan kita,,
Kesempatan yang tidak akan terulang,,



So, para santri,,, MARi kita belajar dan belajar untuk selalu memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari





By: Laila_Nadzifa

Jumat, 23 Oktober 2015

Cuplikan kalimat "Gus Mus"


Sosok kyai yang tidak pernah lulus SMA tapi bisa mendapatkan gelar sarjana dari universitas kairo ini terkenal dengan sosok kyai yang suka guyon,,,hehe

Disini penulis tidak akan membahas lebih jauh tentang KH.Musthofa Bisri atau yang dikenal dengan sebutan Gus Mus .

inilah sedikit kutipan yang saya ambil dari seorang kyai yang disebut juga sebagai Sastrawan dan budayawan .

Jadi begini,
Kehidupan beragama itu seperti orang sekolah, ada Paud, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.


" Apa maksudnya ya???
*penulis juga masih bingung,,heehee


Orang yang sudah SMP kadang sering marah pada yang masih anak-anak atau masih kecil yng berada di tingkat bawahnya, Dan juga yang sudah SMA marahnya pada yang masih di tingkat SMP.


Nha, untuk masalah pemahaman agama sendiri yang di tingkat perguruan tinggi pasti lebih mengerti jika dibandingkan dengan anak kecil yang duduk di PAUD,,


# penulis ngacau ni, ya pasti lah,,PAUD baca aja masih belum bisa,,hee.
Tunggu dulu,,,lanjutin bacanya ya,,,


Yang duduk di bangku SMA keatas akan sangat paham jika agama itu  mengajarkan Kedamaian, Kekeluargaan, Ketentraman dll.
Jadi kalau masih PAUD,  gak tau masalah kayak gitu. disangkanya agama malah sebaliknya,.

Makanya yang Sering Berkelahi itu adalah anak-anak kecil. Kalau orang tua atau yang sudah dewasa kok masih berkelahi ya itu berarti kayak anak PAUD itu tadi.


#Semoga Bermanfaat:)


by: Laila_Nadzifa

Minggu, 11 Oktober 2015


MALU KARENA ”ILMU GADAI”


DI suatu sore, saya mengobrol dengan salah satu ustadz yang ad di el-zawa
di tengah2 perbincangan tiba-tiba beliau bertanya,
 kamu ada mata kuliah gadai a?
“iya ,ada tadz”..jawab saya
“gimana itu”? lanjut sang ustadz bertanya

weeeewww,,,,entah karena apa tiba-tiba ustadz tanya tentang pengetahuan gini, ndak biasanya,,hemmm. Dan yang paling mengesakkan saya sangat lupa dengan ilmu yang terkait dengan gadai, benar2 lupa,,,ya allah

tak tau apa yang harus dilakukan, jadi kikuk dan serba salah tingkah, si ustadz tetep disitu dan tetap dengan postur dinginnya.
tak kehabisan akal, sesegera mungkin saya ambil tindakan, ku telf salah satu temen, dan langsung saya bilang
“ohh, udah di gerbang ya...ok2, q segera kesitu.”
Lha temen yang ada diseberang telfon bingung dan heran, apa maksudnya ni anak,,hehe
segera aku berpamit dengan ekspresi sungkan, untungnya si ustad tetap diem, meskipun pertanyaan beliu belum saya jawab.
Mungkin inilah cara allah meningatkan saya, bahwasanya العلم فى الصدور لا فى ال
sesampai di pondok segera ku cari buku tentang ekonomi syari’ah. Dan inilah ilmu yang saya dapat.

Gadai secara etimologis berarti tsubut (tetap) dan dawam (kekal, terus menerus). Dikatakan ma’rahin artinya air yang tenang(diam), ni’mah rahinah artinya nkmat yang terus-menerus/ kekal. Ada yang mengatakan bahwa rahn adalah habs(menahan) .
 Berdasarkan firman allah Qs.Al-Mudatsir (74):38:”tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang diperbuatnya.” Maksudnya, setiap diri itu tertahan. Makna ini lebih dekat dengan makna yang pertama (yakni tetap), karena sesuatu tertahan itu bersifat tetap di tempatnya.
adapun rahn secara terminologis adalah menjadikan harta benda sebagai jaminan utang agar utang itu dilunasi (dikembalikan), atau dibayarkan harganya jika tidak dapat mengembalikannya.
Dan hukum rahn ini diperbolehkan daam isalm berdasrakan dalil al-qur’an , hadits dan ijma’.
Dasarnya; al-qur’an surah al-baqarah:283
HR Bukhari Muslim; Dari Ali Sayah R.A: bahwa rasul membeli makanan dri seorang  yahudi dan beliau menggadaikan baju besi kepadanya.

Dasar ijma’ adalah  bahwa kaum musimin sepakat diperbolehkan rahn (gadai) secara syari’at ketika bepergian (safar) dan ketika dirumah (tidak bepergian) kecuali mujahid berpendapat , bahwa rahn hanya berlaku ketika bepergian berdasarkan ayat diatas. Akan tetapi, mujahid ini dibantah dengan argumnetasi hadis diatas. Disamping itu, penyebutan safar (bepergian) dalam ayat diatas keluar dari yg umum (kebiasaan).
Fatwa MUI tentang rahn (gadai) ini tercatat dalam dewan syariah nasional MUI nomor: 24/DSN-MUI/III/2002

Inilah ilmu tentang rahn , semoga bermanfaat kawann,,



by: Laila_NadzifaJ